TANGERANG SELATAN, beritakecelakaan.id – Jumat pagi yang biasanya tenang di Jalan Talas II, Pondok Cabe Hilir, Kecamatan Pamulang, berubah menjadi kepanikan massal. Sekitar pukul 05.20 WIB, ledakan keras mengguncang permukiman padat penduduk ini.
Warga langsung berlari keluar rumah saat mendengar suara ledakan yang aneh dan menggelegar. Banyak dari mereka masih setengah sadar karena baru saja bangun untuk memulai aktivitas pagi. “Suara itu seperti datang dari bawah tanah, berdengung tetapi keras, sampai kaca rumah bergetar,” ujar Irma (bukan nama sebenarnya), yang tinggal sekitar 30 meter dari titik ledakan.
Rumah Runtuh, Dinding Retak, Atap Ambruk
Petugas yang tiba di lokasi menemukan pemandangan memprihatinkan. Atap rumah runtuh, balok kayu ambruk menimpa lantai, dan kaca jendela pecah berserakan. Pintu dan jendela terlepas dari engselnya dan beterbangan bersama puing bata, semen, dan kayu.
Polisi segera memasang garis kuning di sekitar lokasi. Sejumlah petugas memeriksa dengan cermat, mengukur kerusakan, mencatat kondisi, dan mewawancarai warga satu per satu. Kapolres Tangerang Selatan, AKBP Victor Inkiriwang, menyatakan bahwa delapan rumah terdampak, empat mengalami kerusakan berat dan empat lainnya kerusakan ringan. Tujuh warga mengalami luka, tiga di antaranya masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Banyak warga mengaku panik. “Bukan seperti kembang api. Lebih seperti getaran dalam yang menghantam rumah. Setelah itu, plafon rumah saya jatuh, debu berhamburan, meskipun jarak rumah saya agak jauh dari lokasi,” tutur Irma sambil menunjuk langit-langit rumahnya yang retak.
Beberapa warga sempat menduga ledakan bom atau aksi teror. Berita menyebar cepat melalui grup WhatsApp, memicu kekhawatiran dan rasa penasaran sekaligus. Di jalan sempit menuju lokasi, bau gas masih menusuk hidung, membuat warga semakin waspada. Hasan, warga lain, mengaku takut terjadi ledakan susulan.
Polisi Segera Sterilisasi Lokasi
Polres Tangsel segera menurunkan pasukan, dibantu tim Gegana Sat Brimob Polda Metro Jaya. Sepuluh personel Unit Penjinak Bahan Peledak (Jibom) melakukan sterilisasi, sementara tim KBRN (Kimia, Biologi, Radioaktif, dan Nuklir) memeriksa kemungkinan adanya zat berbahaya.
Kompol Nofriyansah menegaskan bahwa tim tidak menemukan bahan peledak. Seluruh alat deteksi menunjukkan hasil nihil, sekaligus meredam isu liar di media sosial yang sempat menyebar.
Penyebab Ledakan Terungkap: Tabung Gas Elpiji Bocor
Polisi memeriksa lokasi secara menyeluruh dan menemukan penyebab ledakan berasal dari kebocoran tabung gas elpiji 12 kilogram. Regulator gas rusak, selang terlilit isolasi hitam, dan knob kompor tetap menyala.
“Gas bocor terus-menerus dan mengisi ruangan. Ketika percikan api muncul, ledakan terjadi seketika,” jelas Nofriyansah. Temuan ini menguatkan dugaan bahwa ledakan berasal dari akumulasi gas dalam ruangan tertutup.
Ledakan menyebabkan tujuh warga luka, tiga parah termasuk luka bakar dan patah tulang akibat tertimpa reruntuhan. Empat lainnya mengalami luka ringan dan sudah diperbolehkan pulang dengan perawatan jalan. Banyak korban mengalami trauma psikologis. Heri, warga sekitar, mengatakan, “Sekarang suara keras sedikit saja terasa seperti ledakan lagi.”
Rumah Kontrakan Memperparah Dampak
Warga menjelaskan bahwa rumah-rumah di kawasan ini berdempetan dan dipetak menjadi kontrakan kecil. “Rumah lama dibagi kamar-kamar kontrakan, sehingga getaran ledakan menyebar ke rumah lain,” kata Irma. Konstruksi rumah yang kurang kuat membuat dinding mudah pecah dan plafon runtuh, sehingga kerusakan meluas hingga delapan rumah.
Kejadian ini kembali menyoroti risiko tersembunyi dari penggunaan elpiji di permukiman padat. Banyak keluarga tidak melakukan pemeriksaan rutin pada tabung, regulator, dan selang gas. Petugas Damkar Tangsel menyatakan, “Kebocoran gas tidak terlihat dan tidak terdengar, tetapi bisa memicu ledakan besar.”
Pemerintah dan Warga Bersinergi Mengatasi Dampak
Kapolres Tangsel menegaskan pihaknya bekerja sama dengan Pemkot Tangsel untuk membantu warga terdampak. Proses evakuasi dan perbaikan darurat berjalan simultan. Warga berharap adanya sosialisasi intensif terkait keamanan penggunaan elpiji. Hasan menambahkan, “Kami ingin edukasi jelas agar masyarakat tahu regulator rusak harus diganti, bukan diperbaiki sembarangan.”
Ledakan di Pondok Cabe Hilir memang bukan bom atau aksi teror, tetapi dampaknya terasa mengerikan bagi warga. Rumah hancur, korban luka, dan trauma mendalam membekas. Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa kelalaian kecil dalam penggunaan elpiji dapat berujung bencana besar.
Bagi warga Pondok Cabe Hilir, suara ledakan Jumat pagi itu akan selalu dikenang sebagai momen yang mengubah kehidupan mereka secara drastis.