Tragedi Pelintasan Kereta di Padang: 2 Siswi Tewas, Termasuk Anak Kapolres
beritakecelakaan.id – Sebuah kecelakaan maut terjadi di Padang, Sumatera Barat, ketika minibus berisi tujuh siswi SMA Negeri 10 Padang tersambar kereta api Minangkabau Ekspres. Insiden itu menewaskan dua orang, salah satunya anak Kapolres Solok Kota. Tragedi ini sekaligus kembali menyoroti keamanan di perlintasan sebidang.
Kronologi Kecelakaan yang Mengguncang Warga
Peristiwa terjadi pada Kamis, 21 Agustus 2025, sekitar siang hari. Minibus Honda Mobilio yang ditumpangi para siswi berusaha melintasi rel di kawasan Jati Parak Salai menuju Jalan Raya Jati. Pada saat bersamaan, kereta Minangkabau Ekspres melaju dari arah Simpang Aru menuju Bandara Internasional Minangkabau. Karena jarak terlalu dekat, tabrakan tidak terhindarkan. Mobil terseret sejauh sekitar 10 meter hingga ringsek parah. Warga sekitar segera berlari membantu sebelum petugas datang ke lokasi.
Korban Jiwa dan Kondisi Penumpang
Kecelakaan tersebut merenggut nyawa dua siswi, yaitu Nabila Khairunnisa dan Azzura Firmanda. Nabila merupakan anak Kapolres Solok Kota, AKBP Mas’ud Ahmad. Ia meninggal saat mendapat perawatan medis di RS Yos Sudarso, sedangkan Azzura tewas di lokasi kejadian. Jenazah Nabila kemudian dimakamkan di Kabupaten Pesisir Selatan dengan diiringi keluarga besar serta kerabat.
Selain dua korban meninggal, lima siswi lain mengalami luka. Jihan Putri Soan, Nayla Maysi Audina, Adisti Faras, Vivie Dwi Zeltriani, dan Annisa Humairah harus menjalani perawatan. Dua orang mengalami luka serius, sementara tiga siswi lain hanya menderita luka ringan. Mereka mengaku merasa sesak di dada, pusing, serta sakit di leher dan pinggang akibat benturan keras.
Respon PT KAI dan Evaluasi Keselamatan
Pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI) langsung menyampaikan belasungkawa atas kejadian ini. Manajemen juga meminta maaf kepada keluarga korban sekaligus menegaskan komitmen untuk meningkatkan keselamatan perjalanan. PT KAI menilai, perlintasan sebidang yang tidak dilengkapi palang pintu perlu mendapat perhatian serius. Oleh karena itu, perusahaan akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memperbaiki sistem pengamanan di titik rawan.
Selain itu, anggota DPR RI Andre Rosiade juga mendesak PT KAI membangun palang otomatis dan menyiapkan petugas manual di perlintasan berisiko tinggi. Menurutnya, langkah ini krusial agar tragedi serupa tidak terus berulang.
Pentingnya Upaya Preventif di Perlintasan Sebidang
Tragedi di Padang memberi pelajaran berharga bagi semua pihak. Perlintasan tanpa palang pintu memang sering memicu kecelakaan, baik di Sumatera maupun di daerah lain. Masyarakat juga perlu meningkatkan kewaspadaan setiap kali melintas, khususnya saat membawa kendaraan bermotor. Sementara itu, pemerintah bersama PT KAI harus mempercepat pembangunan fasilitas pengaman yang lebih modern. Dengan langkah konkret, keselamatan penumpang kereta dan pengguna jalan dapat lebih terjamin.