beritakecelakaan.id – Pagi 11 September 2001 di New York, AS, berjalan normal dengan cuaca cerah. Namun, seketika, kota besar itu berubah menjadi medan kekacauan ketika kelompok teroris Al Qaeda melancarkan serangan mematikan terhadap menara kembar World Trade Center (WTC). Teroris membajak empat pesawat dan menabrakkan masing-masing ke target strategis. Insiden ini menewaskan ribuan orang hanya dalam hitungan menit.
Pesawat American Airlines pertama menabrak menara utara WTC sekitar pukul 08.46 waktu setempat. Tabrakan itu menghancurkan lantai 93 hingga 99 dan menimbulkan lubang besar di gedung pencakar langit tersebut. Tujuh belas menit kemudian, pesawat United Airlines 175 menghantam menara selatan, menambah kepanikan warga. Sementara itu, dua pesawat lain menabrak Pentagon dan jatuh di Pennsylvania.
Di tengah kekacauan itu, fotografer Associated Press, Richard Drew, berhasil menangkap momen ikonik. Drew memotret seorang pria yang terjun bebas dari WTC, yang kemudian dikenal publik sebagai The Falling Man. Foto tersebut memunculkan kontroversi dan empati di seluruh dunia.
Richard Drew: Fotografer yang Merekam Momen Ikonik
Richard Drew awalnya bertugas memotret peragaan busana untuk ibu hamil di Midtown Manhattan. Namun, kabar mendadak dari kantor mengubah arah pekerjaannya. Ia menerima telepon yang memberitahukan bahwa sebuah pesawat menabrak menara utara WTC. Tanpa menunda waktu, Drew segera menuju stasiun kereta bawah tanah untuk mencapai ujung selatan Manhattan.
Di perjalanan, jurnalis John Dickerson menelepon untuk menanyakan kapan Drew akan mengirim foto. Setelah keluar dari kereta bawah tanah, Drew melihat menara utara telah berubah menjadi cerobong asap setelah dihantam pesawat. Ia berjalan menuju barat, dekat ambulans, untuk mendapatkan posisi aman sekaligus bisa memotret.
Saat berada di lokasi, Drew mendengar kerumunan orang berseru melihat seseorang jatuh dari WTC. Ia mengarahkan lensa 200mm ke menara dan memotret momen itu dalam sembilan hingga 12 bidikan. Drew kemudian mengalihkan perhatian ke menara selatan yang tampak meledak seperti jamur. Puing-puing berjatuhan dari menara utara, menambah kesan dramatis dalam foto yang ia ambil.
Drew menyadari bahwa jaraknya yang dekat memberi keuntungan besar. Ia kemudian berjalan bersama kerumunan menuju kantor di Rockefeller Centre, tetap mengamati kondisi sekitar.
Drew tiba di kantornya, merasakan ketenangan meski New York dilanda kepanikan. Tanpa menunggu lama, ia memindahkan foto dari kamera ke laptop dan mulai menyeleksi gambar-gambar yang layak diterbitkan. Saat meninjau hasil jepretannya, Drew tiba-tiba menemukan sebuah foto yang memperlihatkan seorang pria terbalik jatuh dari WTC. Posisi jatuh pria itu tampak simetris dengan fasad gedung, membuat Drew terkesan dengan keselarasan visual yang muncul secara alami dari layar laptopnya. Ia segera mengirim foto tersebut ke server Associated Press, dan keesokan harinya, gambar itu terpampang di halaman tujuh New York Times, kemudian menyebar ke ratusan surat kabar di seluruh dunia. Posisi jatuh pria itu simetris dengan pola fasad gedung, menciptakan efek visual dramatis dan mengerikan.
The Falling Man: Identitas yang Masih Misterius
Foto The Falling Man muncul di halaman tujuh New York Times keesokan harinya dan tersebar di ratusan surat kabar global. Namun, identitas pria itu tetap menjadi misteri. Jurnalis menduga ia Jonathan Eric Briley atau Norberto Hernandez.
Majalah Time dalam liputannya menyebutkan bahwa identitas pria tersebut belum terkonfirmasi. Beberapa pihak meyakini ia karyawan restoran Windows on the World di puncak WTC. VOA Indonesia melaporkan bahwa pria itu kemungkinan besar adalah Briley, teknisi audio di lantai 107 WTC.
Briley bukan satu-satunya orang yang jatuh dari gedung tersebut. Catatan resmi Amerika Serikat mencatat sekitar 200 orang terjun dari menara kembar. Dari total 2.753 korban yang meninggal di New York, pihak berwenang berhasil mengidentifikasi 1.630 jenazah. Hal ini menunjukkan tingkat kekacauan dan tragedi yang luar biasa selama serangan.
Dampak Foto The Falling Man
Foto karya Drew memicu perdebatan luas di media dan masyarakat. Beberapa menganggapnya terlalu tragis untuk ditayangkan, sementara yang lain menilai foto tersebut menangkap realitas mengerikan dari serangan 9/11. Foto itu menjadi simbol pasrah, ketidakberdayaan, dan dampak nyata terorisme terhadap warga sipil.
Film dokumenter 9/11: The Falling Man yang dirilis tahun 2006 mengangkat kisah pria tersebut, menggambarkan trauma dan tragedi individu di balik angka statistik. Masyarakat dunia kembali diingatkan tentang kerapuhan manusia saat menghadapi peristiwa ekstrem.
Ikon Tragedi dan Misteri yang Menyentuh
The Falling Man tetap menjadi simbol memilukan dari serangan 9/11. Richard Drew berhasil merekam momen yang menggambarkan ketakutan, kepasrahan, dan kehilangan. Identitas pria tersebut tetap misterius, namun fotonya tetap menjadi peringatan bagi dunia tentang dampak terorisme terhadap warga sipil.
Foto ini tidak hanya menangkap tragedi, tetapi juga menekankan nilai kemanusiaan dan pentingnya mengenang korban secara adil. Hingga hari ini, The Falling Man tetap menjadi ikon sejarah yang memaksa kita merenungi kerentanan manusia dan keberanian mereka yang menghadapi situasi ekstrem.