JAKARTA, beritakecelakaan.id – Kebutaan tetap menjadi masalah serius di Indonesia dan dunia. Katarak mendominasi penyebab kebutaan. Selain itu, data Kementerian Sosial (Kemensos) pada 2024 menunjukkan Indonesia memiliki angka kejadian katarak tertinggi di Asia Tenggara. Secara global, prevalensi kebutaan di Indonesia mencapai 1,47 persen.
Setiap tahun, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat muncul lebih dari 250.000 kasus baru katarak. Namun, layanan operasi katarak hanya mampu menangani sekitar 180.000 kasus per tahun. Oleh karena itu, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) Pusat dan RS MM Indramayu menyelenggarakan operasi katarak gratis.
Sido Muncul Tingkatkan Akses Operasi Katarak
Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat, menyerahkan bantuan secara simbolis kepada perwakilan RS MM Indramayu. Direktur RS MM Indramayu Suwardi Astradipura, Kepala Dinas Kesehatan Indramayu dr. H. Wawan Ridwan MM, Kabid Yanmed Dinkes Indramayu dr. Titin Ning Prihatin MH, Kabid P2P Dinkes Indramayu dr. Bintang Kusumawardhani, serta Komisaris Sido Muncul Esa Bharat dan Tri Murti Bharati hadir langsung dalam acara tersebut.
Irwan menegaskan bahwa program ini sejalan dengan komitmen perusahaan menekan jumlah penderita katarak. Ia menyebut, “Kami telah memfasilitasi lebih dari 57.000 operasi mata sejak 2011 bekerja sama dengan Perdami. Dengan demikian, kegiatan ini meningkatkan taraf hidup masyarakat sekaligus menurunkan angka kebutaan.”
RS MM Indramayu berhasil mengoperasi 200 pasien pada kegiatan kali ini. Terlebih lagi, Irwan menambahkan, pihaknya telah membantu lebih dari 700 pasien sepanjang 2025. Meskipun jumlah ini masih jauh dari total kasus baru, ia menilai kegiatan konsisten dapat menutup celah layanan kesehatan yang belum sepenuhnya dijangkau JKN dari BPJS Kesehatan.
Operasi Katarak Membantu Dokter Muda
Program ini memberi manfaat ganda. Selain pasien mendapatkan perawatan, mahasiswa spesialis mata memperoleh pengalaman praktik langsung. Mereka mengasisteni senior dan belajar prosedur operasi, sehingga memperkuat kemampuan profesional.
Jumlah dokter mata di Indonesia hanya sekitar 3.200 orang untuk melayani hampir 300 juta penduduk. Jika setiap dokter melakukan dua operasi per hari, jumlah operasi per tahun mencapai 1,8 juta. Akan tetapi, angka ini tetap tidak mencukupi kebutuhan. Setiap tahun muncul sekitar 300.000 kasus baru, ditambah backlog dari tahun sebelumnya. Dengan konsistensi program, Sido Muncul dapat menekan angka kebutaan sekaligus menyiapkan dokter mata baru.
Selain itu, Sido Muncul menyalurkan bantuan untuk stunting dan operasi bibir sumbing melalui program CSR. Pada 2025, perusahaan membantu 744 anak penderita stunting dan melakukan operasi bibir sumbing untuk 664 pasien.
Dukungan Tenaga Medis dan Rumah Sakit
RS MM Indramayu menyampaikan apresiasi kepada Sido Muncul atas dukungan penuh. Direktur Suwardi menjelaskan, dari 400 pasien yang mendaftar, sekitar 300 memenuhi syarat medis, dan 200 pasien berhasil dioperasi berkat dukungan perusahaan. Kegiatan ini bahkan menjadi bagian dari perayaan satu dekade RS MM Indramayu.
Perwakilan Perdami, dr. Rina Ladies, menyatakan, “Kami menghargai pihak-pihak yang aktif mendukung program sehingga kegiatan ini berjalan lancar.” Kepala Bidang Pelayanan Medis Dinkes Indramayu, dr. Titin Ning Prihatin MH, menambahkan, pihak swasta berperan penting dalam menjangkau lebih banyak pasien. Bantuan Sido Muncul meringankan beban pemerintah dan memperluas akses layanan kesehatan.
Irwan menegaskan, keberhasilan program menunjukkan pentingnya kolaborasi antara sektor swasta, pemerintah, dan tenaga medis. Dengan demikian, masyarakat menikmati kualitas hidup lebih baik, sementara regenerasi dokter mata tetap terjaga.