Bocah 12 Tahun Tewas Usai Tabrak Pikap di Salatiga
Salatiga, 5 Agustus 2025 — Kecelakaan tragis terjadi di depan Kantor Kelurahan Kumpulrejo, Salatiga, menewaskan seorang bocah berusia 12 tahun. Dua anak, masing-masing berusia 12 dan 13 tahun, nekat mengendarai sepeda motor dan melaju kencang di jalan raya. Mereka bertabrakan dengan mobil pikap Mitsubishi L300 dari arah berlawanan. Akibat benturan keras, pengendara motor bernama WMP (12) tewas di lokasi, sementara rekannya mengalami luka berat dan kini menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Motor Melaju Kencang dan Tabrak Pikap dari Arah Berlawanan
Saksi mata menyebutkan bahwa kedua anak itu tidak mengenakan helm dan tampak belum menguasai kendaraan. Saat melewati tikungan, mereka kehilangan kendali. Sepeda motor menghantam bagian depan pikap yang datang dari arah berlawanan. Meski sopir pikap mencoba menghindar, jarak yang terlalu dekat membuat tabrakan tak terelakkan.
Warga segera mengevakuasi para korban dan menghubungi aparat kepolisian. Tak lama kemudian, petugas dari Polres Salatiga tiba di lokasi. Mereka langsung mengamankan TKP, mengatur arus lalu lintas, serta membantu proses evakuasi. Petugas medis membawa korban luka ke rumah sakit dalam kondisi kritis, sementara jenazah WMP dibawa ke RSUD Salatiga untuk proses visum dan serah terima kepada keluarga.
Polisi Selidiki Orang Tua dan Kepemilikan Sepeda Motor
Kapolres Salatiga menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden ini. Ia menegaskan bahwa anak-anak tidak boleh membawa kendaraan bermotor, baik untuk keperluan pribadi maupun sosial. Aparat kepolisian langsung menyelidiki siapa yang memberikan akses motor kepada anak-anak tersebut dan apakah ada kelalaian dari pihak orang tua.
Polisi juga memintai keterangan dari sopir pikap. Berdasarkan pemeriksaan awal, sopir tidak berada dalam pengaruh alkohol atau obat-obatan. Mobil yang dikemudikannya pun memiliki surat kendaraan lengkap dan dinyatakan layak jalan. Polisi kini menetapkannya sebagai saksi.
Penyidik turut mengamankan motor dan pikap sebagai barang bukti. Selain itu, mereka menelusuri rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian. Polisi meminta masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi sebelum hasil penyelidikan resmi diumumkan.
Orang Tua Wajib Awasi Anak dari Bahaya Berkendara
Tragedi ini mengungkapkan fakta memprihatinkan mengenai minimnya pengawasan orang tua terhadap aktivitas berkendara anak-anak. Banyak keluarga masih membiarkan anak usia sekolah membawa sepeda motor, padahal secara hukum dan psikologis mereka belum layak.
Pakar transportasi menjelaskan bahwa anak-anak belum memiliki kematangan emosional dan kemampuan teknis yang cukup untuk menghadapi kondisi darurat di jalan. Mereka juga cenderung bertindak impulsif dan tidak disiplin terhadap aturan lalu lintas. Oleh karena itu, pengawasan orang tua harus menjadi benteng utama pencegahan.
Pemerintah dan Sekolah Perlu Lakukan Edukasi Preventif
Pemerintah Kota Salatiga diharapkan bergerak cepat melakukan edukasi dan penindakan. Dinas Pendidikan dapat memasukkan materi keselamatan berkendara dalam kurikulum sekolah, sementara pihak kepolisian bisa menggencarkan razia di lingkungan sekolah dan kawasan pemukiman.
Program edukatif seperti pelatihan lalu lintas, simulasi berkendara aman, dan penyuluhan dari polisi bisa membantu menanamkan kesadaran sejak dini. Pendekatan ini juga perlu diperkuat dengan sanksi tegas kepada orang tua yang terbukti lalai mengawasi anaknya.
Warga Diminta Aktif Laporkan Pelanggaran Anak Bermotor
Dinas Perhubungan Kota Salatiga mengajak warga untuk aktif melaporkan pengendara anak-anak yang melanggar aturan. Masyarakat dapat menggunakan layanan pelaporan online atau langsung ke pos polisi terdekat. Bukti berupa foto atau video dapat mempercepat penindakan oleh aparat.
Kepolisian membuka kanal aduan khusus untuk kasus pelanggaran lalu lintas oleh anak di bawah umur. Kolaborasi antara warga dan aparat menjadi kunci untuk mencegah insiden serupa terulang di kemudian hari.
Kejadian ini menjadi peringatan serius bahwa kelalaian sekecil apa pun dapat merenggut nyawa anak-anak. Semua pihak—orang tua, sekolah, pemerintah, dan masyarakat—harus bersama-sama menjaga keselamatan anak-anak dari risiko jalan raya.
Meta Deskripsi:
Seorang bocah 12 tahun tewas akibat menabrak pikap di Salatiga. Polisi menyelidiki peran orang tua dan asal-usul motor yang dipakai korban.
Kata Kunci Frasa Utama:
kecelakaan anak salatiga, bocah tabrak pikap, motor anak di bawah umur, kecelakaan fatal pelajar
Slug URL:
/berita/kecelakaan-anak-tabrak-pikap-salatiga-agustus-2025
Comments (13)