Meta Deskripsi
Tol Cipularang memiliki titik rawan kecelakaan bukan hanya pada turunan panjang, tetapi juga pada tanjakan yang menghambat kendaraan dan memicu risiko tabrakan. Artikel ini mengulas penyebab dan penjelasan ahli soal potensi black spot di tanjakan.
Kata Kunci / Frasa Utama
tanjakan tol cipularang jadi black spot
Slug URL
tanjakan-tol-cipularang-jadi-black-spot
Bukan Cuma Turunan, Tanjakan Tol Cipularang Juga Bisa Jadi Black Spot

Tol Cipularang Tetap Jadi Ruas dengan Risiko Tinggi
Tol Cipularang sudah lama dikenal sebagai jalan bebas hambatan yang memiliki risiko kecelakaan tinggi, terutama untuk jalur menuju Jakarta. Banyak pengemudi kehilangan kendali saat melewati turunan panjang karena kecepatan meningkat tanpa mereka sadari. Kondisi ini sering memicu tabrakan beruntun, seperti insiden di KM 88 hingga 86 yang melibatkan sembilan kendaraan pada 10 Juli 2024.
Ahli Jelaskan Mengapa Tanjakan Ikut Menjadi Titik Berbahaya
Pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting, Jusri Pulubuhu, menegaskan bahwa bahaya tidak hanya muncul dari turunan. Ia menilai tanjakan yang ada di beberapa titik juga dapat berubah menjadi black spot bila pengemudi tidak memahami teknik berkendara yang benar. Menurutnya, tanjakan kerap membuat kendaraan kehilangan tenaga dan memaksa pengemudi mengoper gigi di tengah lintasan yang menanjak.
Di banyak lokasi, pengelola tol biasanya memperlebar jalur kiri untuk kendaraan besar. Tujuannya memberi ruang untuk truk dan bus bergerak pelan tanpa menghambat arus kendaraan yang lebih cepat. Ruang ekstra ini membantu mobil besar tetap bergerak aman meski sedang kehilangan momentum.
Kurangnya Disiplin Pengemudi Memicu Masalah Baru
Permasalahan muncul ketika pengemudi truk atau bus tidak mematuhi pembagian lajur. Banyak kendaraan berat tetap bertahan di jalur tengah atau kanan meski kecepatannya jauh lebih rendah. Perilaku ini menciptakan hambatan yang menyulitkan kendaraan kecil untuk mengambil ancang ancang sebelum tanjakan.
Ketika mobil bermesin kecil gagal menambah tenaga pada titik yang tepat, kecepatan mereka turun drastis. Kondisi itu bisa memicu kemacetan dan meningkatkan risiko kecelakaan beruntun. Jusri menilai situasi ini menjadi berbahaya karena kendaraan besar yang tidak disiplin memaksa mobil lain menurunkan kecepatan di area yang seharusnya digunakan untuk akselerasi.
Pengelola Tol Tambahkan Ruang, Pengemudi Tetap Wajib Disiplin
Pengelola Tol Cipularang telah melakukan beberapa penyesuaian, termasuk memperlebar jalur kiri di beberapa tanjakan dan melakukan perbaikan elevasi jalan. Upaya ini bertujuan menjaga kelancaran arus lalu lintas dan mengurangi potensi tabrakan akibat perbedaan kecepatan ekstrem antar kendaraan.
Meski begitu, aturan teknis tidak akan efektif bila pengemudi angkutan barang tetap menggunakan jalur cepat saat kecepatan mereka tidak mencukupi. Jusri menegaskan bahwa disiplin pengemudi menjadi faktor utama yang menentukan apakah sebuah tanjakan berubah menjadi titik berbahaya atau tetap aman.
Mobil Kecil Terdampak Paling Serius di Area Tanjakan
Mobil bermesin kecil biasanya membutuhkan jarak dan kecepatan tertentu sebelum memasuki tanjakan. Ketika jalurnya terhalang truk yang berjalan pelan di jalur cepat, pengemudi kehilangan kesempatan untuk meningkatkan torsi. Akibatnya, mobil kehilangan daya di tengah tanjakan dan menciptakan risiko berhenti mendadak.
Situasi ini tidak hanya mengganggu kelancaran arus, tetapi juga meningkatkan potensi tabrakan dari belakang. Oleh sebab itu, distribusi lajur sesuai kapasitas kendaraan menjadi sangat penting untuk mencegah kecelakaan yang tidak perlu.
Tol Cipularang Perlu Pengawasan dan Edukasi Berkelanjutan
Kondisi geografis Tol Cipularang sulit diubah, sehingga solusi paling realistis adalah meningkatkan kedisiplinan pengemudi dan memperketat pengawasan. Edukasi mengenai teknik mengemudi di tanjakan dan turunan harus terus disampaikan, terutama untuk pengemudi kendaraan berat. Tanpa perubahan perilaku, risiko kecelakaan akan tetap tinggi meskipun perbaikan fisik jalan terus dilakukan.
