Padang Pariaman – Kecelakaan maut bus pariwisata ALS yang terjadi di Exit Tol Padang–Sicincin, Sumatera Barat, pada Minggu malam (7/9/2025) mulai menemui titik terang. Insiden ini menewaskan dua atlet muda dari Sumatera Utara dan melukai puluhan penumpang lainnya. Tim penyidik Polres Padang Pariaman berhasil menangkap kernet bus ALS BK 7444 UA yang sempat melarikan diri, sementara sopir masih dalam pengejaran intensif.
Kapolres Padang Pariaman, AKBP Ahmad Faisol Amir, menegaskan, “Sejak malam kejadian, kami langsung melakukan penyelidikan, mengejar sopir dan kernet bus. Hari ini kami berhasil menangkap kernet untuk pemeriksaan lebih lanjut.” Penangkapan ini menjadi langkah penting untuk mengungkap kronologi lengkap tragedi yang mengguncang dunia olahraga Sumatera Utara tersebut.
Polisi terus mendalami keterlibatan kernet dan mengumpulkan informasi tambahan. Kapolres menambahkan, “Untuk sopir bus, pengejaran tetap kami lakukan dan akan diumumkan begitu ada perkembangan baru.”
Kronologi Kecelakaan dan Kondisi Korban
Kecelakaan terjadi sekitar pukul 23.30 WIB di Jalan Exit Tol Padang–Sicincin, Kapalo Hilalang. Bus pariwisata ALS BK 7444 UA membawa rombongan atlet karate dari Medan menuju Padang untuk mengikuti kejuaraan di GOR Universitas Negeri Padang (UNP).
Kasat Lantas Polres Padang Pariaman, IPTU Rudi Chandra, menjelaskan, “Bus melaju dari pintu Exit Tol menuju Kapalo Hilalang dengan kecepatan sedang, namun diduga sopir kehilangan kendali hingga menabrak pembatas jalan.”
Dua atlet muda tewas di tempat. Muhammad Dhijey Lexsie (17) dan Fakhri Akbar Faris Asseweth (11) mengalami luka parah di kepala dan dada. Selain itu, 29 penumpang lainnya luka-luka dan menjalani perawatan intensif di RSUD Padang Pariaman.
IPTU Rudi menegaskan pentingnya tanggung jawab hukum. “Pengemudi bus harus segera menyerahkan diri demi keadilan bagi para korban,” katanya. Kerugian materi akibat kerusakan bus diperkirakan mencapai Rp20 juta.
Polisi Amankan Rekaman CCTV untuk Mengungkap Fakta
Polres Padang Pariaman berhasil mengamankan rekaman CCTV dari dalam bus yang merekam seluruh perjalanan hingga momen kecelakaan. Kapolres AKBP Ahmad Faisol Amir mengatakan, “Seluruh perjalanan terekam, termasuk momen saat kecelakaan terjadi. Hasil rekaman cukup mengerikan.”
Video berdurasi puluhan menit itu menunjukkan para penumpang, termasuk atlet muda, terjepit dan terlempar dari kursi. Kapolres menambahkan, “Kita bisa melihat jelas korban panik dan tidak sempat menyelamatkan diri.”
Rekaman ini menjadi bukti utama dalam penyelidikan dan mempermudah pengejaran pengemudi bus ALS yang masih menjadi buronan. Kapolres menegaskan, pengemudi sebaiknya menyerahkan diri karena pelarian hanya akan memperberat hukuman.
Supir dan Kernet ALS: Karyawan Resmi Perusahaan
Kepala Bus ALS Padang, Haris, menegaskan bahwa sopir dan kernet bus merupakan karyawan resmi ALS. “Kami sudah koordinasi dengan kantor pusat ALS Medan terkait laporan sopir dan kernet yang meninggalkan lokasi setelah kecelakaan,” jelasnya.
Haris menambahkan, bus yang mengalami kecelakaan berada dalam kondisi sehat saat berangkat. Ia menduga sopir tidak menguasai medan atau mengantuk saat mengemudi. Seluruh penumpang yang selamat telah kembali ke Medan, dan perusahaan menanggung semua biaya asuransi korban.
Bus pariwisata ALS itu membawa rombongan atlet karate untuk kejuaraan di Padang. Kepala Bus Haris menegaskan, “Ini bus pariwisata ALS Medan, baru pertama kali masuk Padang.”
Analisis Penyebab dan Dampak Kecelakaan
Kanit Gakkum Satlantas Polres Padang Pariaman, Ipda Rudi Purnama, menjelaskan, kecelakaan terjadi karena sopir diduga mengantuk dan kurang menguasai medan jalan. Kondisi jalan saat itu baik, cuaca cerah, dan penerangan memadai, sehingga faktor utama kecelakaan muncul dari kelalaian pengemudi.
Sopir dan kernet sempat meninggalkan lokasi setelah membantu korban sebentar. Polisi masih berkoordinasi dengan pihak ALS untuk mencari sopir yang kabur. Jenazah korban tewas telah dibawa ke rumah duka di Medan, sementara 29 penumpang luka-luka dirawat sebelum kembali ke kota asal.
Kecelakaan ini menewaskan Muhammad Dhijey Lexsie (17) dan Fakhri Akbar Faris Asseweth (11). Korban luka-luka melibatkan guru, siswa, mahasiswa, dan warga yang ikut rombongan.
Polisi menekankan pentingnya keselamatan dan tanggung jawab pengelola transportasi pariwisata. IPDA Rudi menambahkan, “Kecelakaan ini harus menjadi pelajaran serius bagi seluruh operator bus pariwisata.”