TANGERANG – Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI memprioritaskan penyelidikan menyeluruh terkait penembakan staf KBRI Peru, Zetro Leonardo Purba. Plt. Sekretaris Jenderal Kemenlu, Heru Hartanto Subolo, menyatakan Presiden Peru, Dina Boluarte, memerintahkan otoritas setempat mengungkap kasus ini tanpa menunda.
Ketua Perwakilan Peru di Indonesia, Luis Tsuboyama, menegaskan pihaknya memprioritaskan penyelidikan agar mereka segera mengetahui penyebab insiden. Heru menambahkan, Kemenlu akan memantau setiap perkembangan penyelidikan secara berkala dan memastikan koordinasi antara otoritas Peru dan Kemenlu berjalan lancar.
Orang tidak dikenal menembak Zetro saat ia bersepeda bersama istrinya beberapa meter dari rumah mereka di Distrik Lince, Lima, Peru, pada Senin (1/9/2025). Akibat insiden ini, Kemenlu segera mengevaluasi prosedur pengamanan WNI di negara-negara Amerika Selatan. Meskipun begitu, hingga kini Kemenlu belum menerima laporan gangguan terhadap WNI pasca insiden tersebut.
“Insiden ini menegaskan pentingnya meningkatkan pengawasan dan koordinasi diplomatik agar seluruh WNI tetap aman,” tegas Heru.
Pemakaman Zetro Leonardo Purba diwarnai Tangis dan Kehormatan
Kemenlu mengantar jenazah Zetro ke pemakaman dengan prosesi yang penuh penghormatan. Mobil jenazah tiba pukul 12.29 WIB dan rombongan keluarga serta pejabat mengikuti dari belakang. Enam petugas Kemenlu mengangkat peti yang ditutupi bendera merah putih ke liang kubur, sementara istri, orang tua, kakek-nenek, dan anak-anak Zetro mengikuti prosesi dengan khidmat.
Selanjutnya, keluarga menangis saat peti masuk ke liang lahat. Puluhan kerabat, teman, dan komunitas keluarga Purba se-Jabodetabek turut hadir di bawah dua tenda putih besar. Lansia duduk di kursi, sementara generasi muda berdiri mengelilingi area pemakaman untuk menghormati almarhum.
Istri Zetro, Prisilia, menenangkan anak bungsunya sambil mengikuti prosesi penempatan peti. Orang tua Zetro berdiri di depan liang kubur, menyaksikan kepergian putra bungsu mereka. Pendeta HKBP Kebayoran Lama memimpin upacara, didampingi sintua dan jemaat. Prosesi berlanjut dengan pembacaan ayat Alkitab, nyanyian pujian dari Buku Ende Dung Sonang Rohaku, dan penaburan tanah serta bunga di makam.
Selain keluarga, pejabat hadir memberi penghormatan, termasuk Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Pilar Saga Ichsan, Plt. Sekjen Kemenlu Heru Hartanto Subolo, dan perwakilan Duta Besar Peru untuk Indonesia. Tiga anak Zetro menaburkan bunga ke peti sambil mengucapkan salam perpisahan. Selanjutnya, kakek-nenek dan orang tua almarhum melakukan hal serupa, menaburkan tanah merah dan bunga sambil menyampaikan pesan perpisahan.
Kemenlu Mengawal Proses Penyelidikan dan Pengamanan WNI
Kemenlu memulangkan jenazah Zetro dari Peru melalui Gedung Human Remains Soekarno-Hatta, dan Menteri Luar Negeri Sugiono langsung menyambut keluarga. Jenazah sempat disemayamkan di Rumah Duka Sentosa, Jakarta Pusat, untuk memberikan kesempatan keluarga dan rekan kerja memberi penghormatan terakhir.
Selanjutnya, Kemenlu mengawasi proses penyelidikan di Peru dan memastikan seluruh tindakan otoritas berlangsung transparan. Heru menekankan Kemenlu memperkuat prosedur pengamanan WNI, agar semua diplomat dan staf di luar negeri tetap aman.
“Kemenlu akan terus memantau perkembangan penyelidikan, berkoordinasi penuh dengan otoritas Peru, dan memastikan semua fakta tersampaikan dengan jelas kepada publik,” tegas Heru.
Selain itu, Kemenlu menekankan pentingnya kerja sama lintas instansi, baik antar diplomat, pejabat pemerintah, maupun otoritas keamanan. Dengan langkah ini, Kemenlu memastikan keselamatan WNI dan integritas proses penyelidikan tetap terjaga.
Komitmen Profesional dan Transparansi dalam Kasus Zetro
Heru menegaskan Kemenlu akan menindaklanjuti setiap informasi dan masukan terkait kasus ini. Kemenlu menyiapkan tim khusus untuk memantau kasus Zetro, memfasilitasi komunikasi keluarga, serta berkoordinasi dengan pihak terkait.
Selanjutnya, Kemenlu memperkuat sistem perlindungan WNI di luar negeri, sambil memastikan proses penyelidikan berjalan profesional dan transparan.Heru menegaskan, “Kami pastikan peristiwa ini terang benderang, semua tindakan bertanggung jawab secara ilmiah, dan publik dapat mengakses informasi yang jelas.”